MAN SHABARA ZAFIRA
Judul :
Ranah 3 Warna
Penulis : Ahmad Fuadi
Tahun Terbit : 2011
Cetakan Ke : 1
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 473 halaman
Novel
Ranah 3 Warna yang merupakan karangan dari Ahmad Fuadi ini merupakan kelanjutan
dari Novel Trilogi Negeri 5 Menara yang
sudah tidak asing lagi di kalangan pembaca. Penulis dari novel tersebut, A
Fuadi yang lahir di Nagari Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau
Maninjau tahun 1972, Ibunya yang hanya guru SD dan ayahnya yang merupakan guru
madrasah bisa berhasil terkenal lewat novel Negeri 5 Menaranya yang menjadi
Bestseller dan mendapat berbagai penghargaan.
Novel yang menceritakan tentang seseorang yang berusaha mewujudkan mimpinya
yang menurut orang lain itu mustahil terjadi.Itulah yang terjadi pada tokoh Alif
pada novel ini, cerita ini bermula ketika Alif yang merupakan lulusan Pondok
Pensantren Madani di Jawa Timur memiliki impian menuntut ilmu hingga ke
Amerika. Namun sahabat karibnya yang bernama Randai meragukan Alif karena dia
hanyalah lulusan pesantren dan tidak memiliki ijazah SMA. Alif sadar, dia harus
belajar lebih keras untuk bisa mendapatkan ijazah SMA dan lolos UMPTN. Berbagai
masalah datang silih berganti membuat Alif hampir menyerah, tetapi karena
terinspirasi semangat tim nasional Denmark dan mantra dari PM “Man
Jadda Wajada” dan “Man Shabara Zafira” akhirnya Alif bisa dan diterima
di Fakultas Hubungan Internasional – UNPAD, walaupun tidak sesuai dengan
pilihannya yaitu di ITB.
Selama kuliah di Bandung dia mengalami berbagai macam
masalah, seperti minimnya uang bulanan, walau masih cukup hidup sederhana tapi
tidak punya uang lebih untuk membeli buku tambahan, ditambah pula pada saat
Ayah Alif sudah meninggal dunia karena sakit dia sempat berpiikir akan berhenti
kuliah dan pulang kampung, membela Ibu dan adik-adiknya, tapi dia juga sempat
galau karena setelah mengingat perjuangannya untuk lulus UMPTN dan juga setelah
mengingat nasihat terakhir ayahnya untuk terus melanjutkan apa yang sudah dia
mulai. Tapi segala masalah yang dia alami berusaha dia tepis berusaha menjadi
lebih tegar dan sabar, sehingga dia pun teringat sesuatu yang telah dia
pelajari di PM kata mutiara"Man Shabara Zhafira"yang artinya siapa
yang sabar akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Untuk mengatasi kesulitan
perekonomiannya dia berusaha mencari pekerjaan agar dapat menghasilkan uang
untuk keperluan kuliahnya dan juga dia ingin mengirim uang kepada Ibu dan
adiknya di kampung karena dia tidak mau membuat Ibunya susah dan mati-matian
banting tulang hanya untuk dirinya.
Dalam perjalan kuliahnya, Alif
mencoba mengikuti tes pertukaran pelajar ke Amerika, keinginannya untuk belajar
ke Amerika akhirnya terwujud melalui program pertukaran pelajar yang ia ikuti
dan memilih Kanada sebagai negara yang ingin dia kunjungi, Raisa yang merupakan
perempuan yang Alif sukai juga lolos seleksi pertukaran pelajar tersebut.Alif
menambah banyak teman, dari rombongan pertukaran pelajar tersebut, disana
juga terjadi proses pembelajaran melalui pekerjaan yang di berikan kepada
masing-masing mahasiswa yang ada di sana, selain itu mereka juga akan tinggal
bersama orang tua angkat mereka di sana. Alif sangat terkesan terhadap negara
tersebut, dan bahkan pada suatu hari saat dia tiba di rumah dia mendapati Mado
dan Franco Peppin (orang tua angkat Alif di Kanada) bersedih karena setelah
mendapat surat bahwa program pertukaran pelajar sudah hampir selesai dan hanya
tinggal 2 minggu lagi untuk mahasiswa itu tinggal di sana, orang tua angkat
Alif sudah menganggap Alif sebagai keluarganya sendiri, sehingga setelah Alif
membaca surat tersebut diapun juga terikut sedih dan berjanji terhadap ke dua
orang tua angkatnya itu bahwa dia akan kembali lagi ke negara itu dalam
beberapa tahun kedepan. Tidak disangka, setelah 11 tahun kemudian, dia kembali
lagi ke Kanada bersama istrinya untuk menepati janjinya kepada orang tua
angkanya itu.Nasib baikpun membawa alif menuju kesuksesan diapun sudah
berkelana melintasi Bandung, Amman, dan Saint-Raymond, yang merupakan tiga
ranah berbeda warna itu
Pada novel ini diceritakan bahwa
tidak ada sesuatu yang tidak mungkin asalkan seseorang itu mau berusaha dan mau
bersabar terhadap segala ujian yang sedangdihadapi, karena orang yang sabar
akan mendapakan sesuatu yang lebih baik dari Allah SWT.Novel ini mengundang
pujian dari banyak pihak, dan juga dapat menciptakan motivasi bagi orang lain
yang membacanya, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain harmonis
dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca karena dalam penceritaan isi novel
tidak berbelit-belit dan terbagi menjadi beberapa bagian. MantraMan
Shabara Zhafirayang di ceritakan dalam novel ini terbukti ampuh dan
juga dapat di tanamkan dalam kehidupan. Pembawaan cerita dari awal sampai akhir
membuat pembaca ikut ke dalam alur cerita. Selain itu pada novelini terdapat
beberapa bahasa seperti bahasa dialek, Arab, Perancis dan telah disertai
terjemahan (arti) sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Cover yang
menarik dan juga terdapat peta pada belakang covernya sehingga tidak membuat
para pembaca terlalu menghayal mengenai lokasi yang di ceritakan pada novel
ini. Novel ini hampir terperosok ke dalam cacatyang nyaris membuat membuat
novel ini kehilangan keunggulannya, pada novel ini masih ada beberapa istilah
asing yang tidakdisertai penjelasan atau terjemahannya sehingga membuat pembaca
agak sulit untuk memahmi arti dari istilah tersebut. Kebahasaan yang ada pada
novel ini sudah bagus, tidak berbelit-belit dan juga tidak ada pemborosan kata
sehingga mudah dipahami oleh pembaca, pada novel ini terdapat bahasa Minang,
Inggris, Arab, dan juga Perancis tapi sudah dilengkapi denganarti dari kata
yang memakai bahasa asing tersebut, sehingga pembaca mudah memahaminya. Novel
ini sangat cocok dibaca oleh remaja apalagi untuk kaum pelajar, karena novel
ini menceritakan tentang seseorang yang berusaha keras mencapai cita-citanya
selain itu novel ini juga memberikan motivasi bagi para pembacanya, sehingga
para remaja akan termotivasi untuk berusaha keras dalam mengejar cita-citanya
dan juga tidak takut untuk bermimpi lebih tinggi untuk masa depannya yang akan
datang.
1 Komentar untuk "Contoh Resensi Novel Ranah 3 Warna"
novelnya bagus binggo